- Bahan 100% Cotton Combed,ketebalan benang 20s,serat lebih halus,nyaman dan tidak panas dipakai.
- Model jahitan rantai, membuat kaos lebih awet.
- Jahitan BIS pada kerah, membuat kaos lebih awet dan nyaman saat dipakai.
- Sambungan lengan dan badan atau ketiak kaos terjahit dengan rapih.
- Bagian dalam kaos di Obras dengan rapi.
- Bagian ujung-ujung kaos (bagian bawah dan lengan) terjahit dengan rapi.
Senin, 22 Juli 2013
Kualitas Kaos Dalihan natolu.cloth
Selasa, 16 Juli 2013
Kisah si Raja Lontung dalam berbagai versi
SARIBU RAJA, SIBORU PAREME, BABIAT SITELPANG, LONTUNG
Saribu Raja & Siboru Pareme sebenarnya
kakak beradik Kandung (namariboto). Pada masa itu jumlah manusia masih
sedikit. Sudah kodrat alam, Saribu Raja mencintai adiknya sama seperti
mencintai gadis lain. Keduanya terlanjur seperti suami istri, sehingga
Siboru Pareme hamil. Mengetahui keadaan itu, saudaranya yang lain Sagala
Raja, dan Malau Raja sangat murka dan berupaya membunuh kedua
saudaranya Saribu Raja dan Siboru Pareme. Tetapi untuk melaksanakan niat
itu tidak ada yg tega untuk membunuh. Akhirnya mereka sepakati untuk
membuang keduanya ke tengah hutan atau tombak longo longo secara
terpisah. Siboru Pareme dibuang kesekitar wilayah Ulu Darat di atas
Sabulan dan Saribu Raja dibuang jauh kearah Barat (Barus).
Siboru Pareme hampir putus asa, karena
tempat pembuangannya itu ternyata habitat harimau (banyak harimau
berkeliaran) yg siap memangsanya.
Suatu ketika, Siboru Pareme yg sudah hamil
tua dan kesepian , dikejutkan oleh seekor harimau yang mengaum
mendekatinya. Namun karena sudah terbiasa melihat harimau dan
penderitaan yg dialaminya, ia tidak takut lagi dan pasrah untuk di
mangsa . Setelah menunggu beberapa saat, ternyata harimau itu tidak
memangsanya. Harimau tadi membuka mulutnya lebar-lebar dihadapan Siboru
Pareme seakan meminta bantuan. Dari jarak dekat Siboru Pareme melihat
ada sepotong tulang yg tertancap di rahang harimau itu. Timbul rasa iba
dihati Siboru Pareme. Tanpa ragu Siboru Pareme mencabut potongan tulang
itu dan di buangnya. Setelah itu harimau yg dikenal buas itu menjadi
jinak kepada Siboru Pareme. Sejak itu harimau yg dikenal BABIAT
SITELPANG setiap pagi dan sore mengantar daging hasil buruannya ketempat
Siboru Pareme. Budi baik yang diterimanya dari wanita yang sedang hamil
tua itu menumbuhkan rasa sayang BABIAT SITELPANG yang diwujudkannya
dengan tetap menjaganya hingga melahirkan SIRAJA LONTUNG.
SIRAJA LONTUNG yg hidup dengan ibunya
ditengah hutan sekitar Ulu Darat selalu didampingi oleh BABIAT
SITELPANG. Tidak seorang pun manusia lain yang mereka kenal. Namun
Siboru Pareme selalu memberi pengetahuan kemasyarakatan kepada anaknya
termasuk partuturan adat batak.
Setelah SIRAJA LONTUNG beranjak dewasa dan
sudah bisa menikah, ia bertanya kepada ibunya di mana kampung tulangnya.
Ia sangat berniat menikah dengan putri tulangnya (paribannya). Siboru
Pareme merasa sedih dan sejenak terdiam. Hatinya gusar, kalau diberitahu
yang sebenarnya, takut tulangnya yg membuang ke tombak longo longo itu
membunuh SIRAJA LONTUNG, Siboru Pareme selalu berupaya mengelak dari
pertanyaan anaknya. Namun karena tidak ingin anaknya menjadi korban
kemarahan tulangnya, akhirnya Siboru Pareme membuat siasat. Ia harus
mengorbankan dirinya untuk dikawini SIRAJA LONTUNG, KARENA TIDAK ADA
MANUSIA DI HUTAN ITU.
Suatau malam menjelang tidur Siboru Pareme
memanggil anaknya. “Sudah sejak lama kau menanyakan boru tulangmu,
Sebenarnya anakku…kau sudah saya bohongi” ujar Siboru Pareme dan mulai
menjelaskan ciri-ciri paribannya. Boru tulangmu itu persis seperti saya,
baik postur tubuh dan rambutnya, tingginya juga sama dengan saya.
Tetapi kalau itu yg kau inginkan, saya juga senang. Pergilah mencari
paribanmu. Kalau saya pergi mencari ayahmu ke arah barus, kalian bersama
istrimu tinggal disini”, ujar Siboru Pareme dengan serius membuat
SIRAJA LONTUNG manggut manggut.
Kemudian Siboru Pareme merekayasa sebuah tempat sebagai kampung tulangnya.
Kepada SIRAJA LONTUNG, Siboru Pareme
memesankan jangan sampai masuk ke kampung tulangnya.” Tetapi lihatlah
boru tulangmu tengah mandi sore di Pansur sana”, kata ibunya sambil
menunjuk sebuah pansur dari atas pebukitan Ulu Darat. “Kamu nanti
berjalan dari sana, kalau kau langsung turun dan tembak lurus, kamu akan
kesulitan, saya kuatir kamu masuk jurang”, kata ibunya sanbil
mengarahkan SIRAJA LONTUNG mengambil jalan melingkar ke pansuran itu
walaupun ada jalan yg lebih cepat menuju tempat pansuuran itu.
Setelah SIRAJA LONTUNG berlalu, Siboru
Pareme bergegas pergi ke pancuran (pansur) yang ditunjukkannya kepada
anaknya. Ia mengambil jalan pintas dan tiba lebih awal dari SIRAJA
LONTUNG. Dengan tergesa-gesa dia membuka pakaian laklak dan mandi di
pansur itu. Waktu sudah semakin sore, matahari sudah mulai tenggelam. Ia
sudah mulai mendengar tanda-tanda SIRAJA LONTUNG sudah dekat . Hati
Siboru Pareme mulai berdebar, detakan jantungnya mulai dag dig dug,
karena dia kuatir dikenal anaknya SIRAJA LONTUNG yg menjadi calon
suaminya.
SIRAJA LONTUNG semakin mendekat. Ia
mendengar ada manusia tengah mandi di pansuran itu. “ Berarti benar apa
yang diberitahu ibuku”, katanya dalam hati, sambil mengintip dari
celah-celah pohon. Ia tidak sabar terlalu lama lagi, karena hari sudah
gelap dan langsung menghampiri Siboru Pareme, setelah membiarkan Siboru
Pareme menutupi tubuhnya dengan kain laklak.
“Bah benar juga yg dibilang ibuku, tidak ada
ubahnya seperti dia”, katanya dalam hati. “Santabi boru ni tulang, saya
ingin menyampaikan pesan ibuku”, kata SIRAJA LONTUNG dan menggapai
tangan Siboru Pareme serta meremas jemari perempuan yang disebut
paribannya itu, dan menyelipkan cincin ibunya ke jari manis dan ternyata
pas. “Berarti tidak salah lagi, kaulah paribanku itu. Wajahmu seperti
ibuku dan cincin ibuku cocok dijari manismu,” lanjutnya merasa yakin.
Tanpa ragu dia menyampaikan niatnya untuk
mengawini paribannya itu. Dengan malu-malu, sambil menutupi sebagian
pipinya dengan rambut yg hitam panjang, menjawab pinangan itu dengan
setuju. Kemudian membawanya ke tempat tinggalnya di sekitar wilayah Ulu
Darat.
Malam semakin pekat, keduanya pulang sesuai
pesanan ibunya. Namun SIRAJA LONTUNG terkejut, sebab ibunya tidak lagi
di jumpai di rumahnya. Ia teringat pesan ibunya yang berniat mencari
ayahnya SARIBU RAJA kearah Barus. Keduanya hidup serumah dan menjadi
suami istri, dan lahirlah anak mereka tujuh laki-laki dan satu
perempuan. Masing-masing bernama yaitu: Toga Sinaga, Tuan Situmorang,
Toga Pandiangan , Toga Nainggolan , Toga Simatupang , Toga Aritonang dan
Toga Siregar. Dan satu-satunya putrinya kawin dengan marga Simamora.
Namun setelah perkawinan mereka, tidak lama kemudian suaminya meninggal
dan dia kawin lagi ke Marga Sihombing.
sumber : http://mansoncarlos.wordpress.com/2012/09/14/kisah-si-raja-lontung-dalam-berbagai-versi/
sumber : http://mansoncarlos.wordpress.com/2012/09/14/kisah-si-raja-lontung-dalam-berbagai-versi/
Jumat, 05 Juli 2013
Design "Batak"
Format Pemesanan/Order
Nama :
Alamat lengkap:
Jumlah Pesanan:
Ukuran :
No.Handphone:
Keterangan : Kirim sms dengan format yang tertera diatas ke no:
0821-6366-6514
0857-6333-0354
Pin BB : 24F01850
"NO MINIMUM ORDER"
No rekening : Bank Syariah Mandiri :704.371.1819 (M.Putra Rasoky Siregar)
Bank Bukopin :0309007074 (Putra Rasoky Siregar.M)
IDR 70.000 (Belum termasuk Ongkos kirim)
Untuk melihat daftar ongkos kirim via jne
JNE
atau tiki
TIKI
Nama :
Alamat lengkap:
Jumlah Pesanan:
Ukuran :
No.Handphone:
Keterangan : Kirim sms dengan format yang tertera diatas ke no:
0821-6366-6514
0857-6333-0354
Pin BB : 24F01850
"NO MINIMUM ORDER"
No rekening : Bank Syariah Mandiri :704.371.1819 (M.Putra Rasoky Siregar)
Bank Bukopin :0309007074 (Putra Rasoky Siregar.M)
IDR 70.000 (Belum termasuk Ongkos kirim)
Untuk melihat daftar ongkos kirim via jne
JNE
atau tiki
TIKI